Awan hitam membelenggu langit maghrib ini
Mentari yang sejak tadi memancarkan sinarnya dengan cukup terik telah bersembunyi di balik gemicau burung elang yang kembali pulang ke peraduan
Terduduk di pintu belakang rumah, momen ini Ku simpan di note hapeKu
Memandangi maghrib yang menyambut bulan dan bintang di balik mendung,
Memori mulai menyapa fakta, rasa dan asa yang bergeming silih berganti, beradu membanjiri lembar diary hidup yang takkan penuh
Tak ingin memikirkan mereka sang pemuja khayalan,
Masih malas untuk memicu dendrit mengimpulskan pesan yang hanya mau merampok rotasi dan revolusi bumi
Maghrib mulai menampakkan kesetiaannya, begitu indah. Kau membuat pecinta Sang Khalik terpukau menjamumu begitu hening
Dinginnya air yang membasuh wajah seakan membuat terjaga dari tidur
Ku kumpulkan lagi semangatku
Ku berdiri menjamumu, di dalam keheningan itu.
Selasa, 01 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar