Hari ini Alhamdulillah Allah Subhanawata'ala memberikan aku sedikit pelajaran yang begitu kecil bagi-Nya namun begitu besar bagiku.
Dan pelajaran itu bahwa Hidup Tak Selalu Berjalan Mulus, Maka Pelajarilah Kehidupan dan Kau Akan Menemukan Kebahagiaan Itu.
Untuk mencapai sesuatu yang manis kadang Kita harus melewati yang pahit, harus menjalani yang sakit dan semua perihal yang bertentangan dengan apa yang Kita harap dan inginkan
Namun begitulah adanya kehidupan, semuanya tak harus berlangsung seperti yang Kita harap dan inginkan.
Kebahagiaan sesungguhnya adalah efek yang ditimbulkan dari cara pandang kita dalam memaknai semua yang kita hadapi.
Cara pandang itulah yang membawa Kita menuju kebahagiaan yang nantinya Kita rasakan
Jika Kita membenci atau merasa terbebani dengan apa yang Kita jalani, makacara pandang itu telah membawa Kita pada cara pandang yang negatif yang pada akhirnya walau apapun yang Kita lakukan akan selalu berkiblat pada rasa yang telah Kita tancapkan itu, Rasa Benci dan Beban. Sehingga Kita akan menemukan bahwa kebahagiaan itu jauh dari kehidupan yang Kita jalani.
Cara pandang Kita yang masih keliru ini hanya memandang bahwa Kita berada pada tempat yang jauh dari apa yang Kita impikan ataupun patokan dan standar yang Kita buat. Sehingga ketika apa yang Kita hadapi tidak sesuai dengan patokan dan standar yang Kita buat, maka disitulah Kita menemukan bahwa Kita tidak bahagia
Padahal sebenarnya tidak, sesungguhnya, itulah yang menjadi kebahagiaan sejatimu Kawanku.
Perasaan benci dan terbebani itulah yang merupakan kebahagian yang sebenarnya yang sedang kau cari. Hanya saja, cara pandang yang harus Kita gunakan untuk menemukan kebahagiaan itu belum Kita kenakan, dan suatu ketika, Kita pun akan menggunakan cara pandang itu, cara pandang yang melihat arti dari apa yang telah Kita jalani dan lakukan sehingga cara pandang seperti itulah yang akan membawamu menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan sejatimu.
Namun jika Kau memandang bahwa semua yang Kau hadapi adalah pelajaran berharga yang Kau terima dan akan menjadi perbekalan bagimu untuk menghadapi hari esok dan agar kau dapat memahami apa yang orang lain rasakan seperti apa yang sedang Kau rasakan, maka Kau akan menemukan bahwa kwbahagiaanmu itu sedang berdiri gagah dia atas pilar-pilar kesedihanmu itu.
Jika Kita mengerti bahwa hidup adalah perjuangan, maka Kita kan tersenyum menghadapi kehidupan. Kau akan tersenyum dan mengatakan bahwa keterjepitan inilah kebahagiaan sejatiku, kepedihan inilah yang sebenarnya sedang ku cari. Di balik keterjepitan dan kepedihan inilah tersembunyi kebahagian sejatiku yang sedang ku cari, maka dengan senang hatiku, ku bersahabat dan tersenyum pada keterjepitan dan kepedihanku ini, karena inilah kebahagiaanku yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang sedang ku cari. Kebahagiaanku yang sejati.
(Analogi Sederhana)
Seseorang yang telah menggengam apa yang telah lama Dia impikan bukan bahagia dan tersenyum karena pergi menuju Sekolah yang menjadi batu loncatan untuk meraih mimpinya dengan menggunakan Kereta Kencana, Tapi Dia akan Tersenyum, Bahagia dan Haru ketika mengingat harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk menuju sekolah itu dalam keadaan hujan sambil memeluk erat tugas sekolah yang akan dia berikan kepada Gurunya.
Aku bersyukur pada-Mu Ya Allah,
Kau tak memberikan apa yang aku harap dan inginkan, tapi Kau memberikan apa yang aku butuhkan,
Maha bijaksana Engkau Ya Allah.
Baca Selengkapnya...
Dan pelajaran itu bahwa Hidup Tak Selalu Berjalan Mulus, Maka Pelajarilah Kehidupan dan Kau Akan Menemukan Kebahagiaan Itu.
Untuk mencapai sesuatu yang manis kadang Kita harus melewati yang pahit, harus menjalani yang sakit dan semua perihal yang bertentangan dengan apa yang Kita harap dan inginkan
Namun begitulah adanya kehidupan, semuanya tak harus berlangsung seperti yang Kita harap dan inginkan.
Kebahagiaan sesungguhnya adalah efek yang ditimbulkan dari cara pandang kita dalam memaknai semua yang kita hadapi.
Cara pandang itulah yang membawa Kita menuju kebahagiaan yang nantinya Kita rasakan
Jika Kita membenci atau merasa terbebani dengan apa yang Kita jalani, makacara pandang itu telah membawa Kita pada cara pandang yang negatif yang pada akhirnya walau apapun yang Kita lakukan akan selalu berkiblat pada rasa yang telah Kita tancapkan itu, Rasa Benci dan Beban. Sehingga Kita akan menemukan bahwa kebahagiaan itu jauh dari kehidupan yang Kita jalani.
Cara pandang Kita yang masih keliru ini hanya memandang bahwa Kita berada pada tempat yang jauh dari apa yang Kita impikan ataupun patokan dan standar yang Kita buat. Sehingga ketika apa yang Kita hadapi tidak sesuai dengan patokan dan standar yang Kita buat, maka disitulah Kita menemukan bahwa Kita tidak bahagia
Padahal sebenarnya tidak, sesungguhnya, itulah yang menjadi kebahagiaan sejatimu Kawanku.
Perasaan benci dan terbebani itulah yang merupakan kebahagian yang sebenarnya yang sedang kau cari. Hanya saja, cara pandang yang harus Kita gunakan untuk menemukan kebahagiaan itu belum Kita kenakan, dan suatu ketika, Kita pun akan menggunakan cara pandang itu, cara pandang yang melihat arti dari apa yang telah Kita jalani dan lakukan sehingga cara pandang seperti itulah yang akan membawamu menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan sejatimu.
Namun jika Kau memandang bahwa semua yang Kau hadapi adalah pelajaran berharga yang Kau terima dan akan menjadi perbekalan bagimu untuk menghadapi hari esok dan agar kau dapat memahami apa yang orang lain rasakan seperti apa yang sedang Kau rasakan, maka Kau akan menemukan bahwa kwbahagiaanmu itu sedang berdiri gagah dia atas pilar-pilar kesedihanmu itu.
Jika Kita mengerti bahwa hidup adalah perjuangan, maka Kita kan tersenyum menghadapi kehidupan. Kau akan tersenyum dan mengatakan bahwa keterjepitan inilah kebahagiaan sejatiku, kepedihan inilah yang sebenarnya sedang ku cari. Di balik keterjepitan dan kepedihan inilah tersembunyi kebahagian sejatiku yang sedang ku cari, maka dengan senang hatiku, ku bersahabat dan tersenyum pada keterjepitan dan kepedihanku ini, karena inilah kebahagiaanku yang sesungguhnya. Kebahagiaan yang sedang ku cari. Kebahagiaanku yang sejati.
(Analogi Sederhana)
Seseorang yang telah menggengam apa yang telah lama Dia impikan bukan bahagia dan tersenyum karena pergi menuju Sekolah yang menjadi batu loncatan untuk meraih mimpinya dengan menggunakan Kereta Kencana, Tapi Dia akan Tersenyum, Bahagia dan Haru ketika mengingat harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk menuju sekolah itu dalam keadaan hujan sambil memeluk erat tugas sekolah yang akan dia berikan kepada Gurunya.
Aku bersyukur pada-Mu Ya Allah,
Kau tak memberikan apa yang aku harap dan inginkan, tapi Kau memberikan apa yang aku butuhkan,
Maha bijaksana Engkau Ya Allah.