Kamis, 21 April 2011

Hujan Yang Membiru

Ku tak menginginkamu berlalu seperti batu yang biasa mereka lempar ke atas pantai....

Yang akan meloncat dengan begitu lincahnya beberapa kali di atas air, kemudian tenggelam....

Kemudian hilang....

Tak terlihat lagi, tak tersentuh lagi....

Hanya tahu kau ada....

Diantara timbunan air yang tak mungkin dihempas....

Timbunan air yang selalu menghampiri hingga ke tepian pantai....


Tinggalkan saja....


Biarkan butir-butir pasir di tepi pantai itu basah karena belaian ombak-ombak yang menghampiri....

Biarkan ombak-ombak itu datang silih berganti seperti apa adanya....

Tak usah tanyakan keberadaanya....

Karena itulah waktunya....

Waktu baginya untuk datang diantara berjuta ombak yang lainnya....


Teruslah berdiri di tepian pantai ini....

Karena sudah sejak senja tadi kita menghabiskan waktu disini....

Biarkan saja dinginnya angin membisik di kulit-kulit kita yang hampir mengembun....

Walaupun nanti harus mengembun juga....

Biarkan saja....

Karena sebentar lagi matahari akan segera terbit....

Memancarkan warna yang akan kita pandangi bersama....

Menghangatkan kulit-kulit kita yang hampir mengembun....



Biarkan saja senja ini kita lalui....

Karena begitu indah tuk kita miliki....

Kemudian ku kan mencintaimu di dalam hujan yang membiru....

Menceritakan padamu tentang cinta yang ku titipkan di setiap senja....

Rindu di setiap mentari pagi....

Dan sayang di setiap debur ombak....



Dhani

0 comments:

Posting Komentar