Kamis, 03 Maret 2011

Galau

Dengan sangat terpaksa ku harus mengatakan kata yang sangat benci ku katakan yaitu "Aku Benci". Aku benci dengan kepura-puraan yang mereka lakukan. Mereka melakukan semua tanpa memikirkan orang lain sementara mereka tahu dan sadar apa yang mereka lakukan. Mereka mengabaikan semuanya demi mengejar ego yang mati-matian mereka idam-idamkan. Bahkan kita yang tak tahu apa-apa, tak tahu-menahu, tak terlibat, tak dilibatkan harus terkena dampak dari kekeliruan bahkan kebobrokan yang mereka lakukan. Bak pepatah "Orang lain makan Getah Nangka, Kita juga kena getah nangkanya" #Pepatahnya dimodif. Aku yang masih lugu untuk hidup di dunia ini, berhadapan dengan dunia nyata yang sungguh tak pernah terbayangkan, terpikirkan atau mungkin hanya sekedar berandai-andai untuk menghadapi yang demikian, namun sekarang benar keberadaannya ku hadapi. Perjalanan yang bukan hanya dimiliki oleh sebuah film tetapi juga ada di dunia nyata.


Apakah ini yang dinamakan karena ku memiliki hati? Ataukah aku ini goblok? Aku marah dengan apa yang mereka lakukan dan aku tak suka. Tapi wajah mereka mengapa sebegitu hebatnya sehingga mampu melemahkan aku sampai-sampai ku tak mampu berbicara. Apakah aku dihipnotis? Ataukah dipelet? Sungguh pertanyaan yang satu ini lebih tidak masuk akal lagi.

Sebenarnya aku heran dengan mereka yang seperti ini. Sungguh sesuatu yang sangat fenomenal sekaligus meng-aneh-kan bagiku. Mengapa mereka mampu memiliki wajah ganda? Tak jarang mereka memiliki wajah berjumlah dua, seratus, seribu, seratus ribu bahkan mungkin sejuta? Tak pantaslah aku berkata yang seperti ini. Tapi inilah yang terjadi, demikian adanya. Seakan pertempuran hebat dimenangkan ego yang melawan manusiawi agar bisa mengenakan topeng-topeng keegoisan. Topeng-topeng yang nantinya mereka gunakan sesuai kebutuhan mereka. Sesuai waktu, lokasi dan objek yang ada di depan mereka.

Banyak yang mereka pandang. Setiap di hadapan pandangan yang berebeda, wajah mereka pun berwujud beda. Dengan penuh biasa dan seperti tak ada beban apa-apa, topeng-topeng digunakan untuk tiap-tiap pandangan berbeda. Mencari titik aman dengan jalan yang curang dan dengan jalan yang sebenarnya akan membuat malu.

Tapi tak apalah, Namanya kebenaran pasti tak terkalahkan. Tak peduli ketulusanku dibuat noda. Aku akan selalu berusaha sekuat tenaga memenuhi diary perjalanan hidupku dengan ketulusan. Karena bukan ini yang ku cari. Ku juga tak mencari apa yang mereka cari. Dan ku yakin, Tuhanku mencintai ketulusan.

0 comments:

Posting Komentar